Lucu juga apabila kita melihat kenyataan ini. Sebab bekam sudah dikenal ribuan tahun yang lalu, bahkan sejak zaman Nabi Musa, dan berkembang ke seluruh dunia hingga saat ini. Di Indonesia bekam sudah sering dipakai untuk pengobatan dengan beberapa nama seperti canduk, canthuk, kop, Ada juga beberapa nama lain dari bekam seperti Hijamah arti dalam bahasa Arab, Bekam dalam bahasa melayu, Cupping dalam bahasa bahasa Inggris, Gua-sha sebutan dalam bahasa Cina. Bekam merupakan terjemahan dari dari kata al-Qayhzzl, yang berarti pekerjaan membekam/menghisap atau menyedot. Sehingga atau bekam diartikan sebagai peristiwa penghisapan darah dengan alat menyerupai tabung, serta mengeluarkannya dari permukaan kulit dengan penyayatan yang kemudian ditampung di dalam gelas.
Banyak literatur yang menjelaskan asal muasal ilmu bekam ini, ada yang mengatakan bahwa Bekam sudah dikenal sejak zaman Mesir kuno, di mana di zaman waktu itu yang mempopulerkannya, ada pula yang mengatakan bekam sudah dikenal sejak ribuan tahun sebelum masehi, yaitu pada zaman kerajaan Sumeria, kemudian terus berkembang sampai Babilonia, Mesir kuno, Saba, dan Persia dimana alat yang digunakan pada waktu itu pun masih sangat tradisional yakni tanduk kerbau/sapi, tulang unta, gading gajah dan bambu.
Pada zaman China kuno seorang herbalis Ge Hong (281-341 M) dalam bukunya A Handbook of Prescriptions for Emergencies menggunakan tanduk hewan untuk membekam/mengeluarkan bisul yang disebut tehnik “jiaofa”, sedangkan di masa Dinasti Tang, bekam dipakai untuk mengobati TBC paru-paru dan mereka menyebut hijamah sebagai “perawatan tanduk”. Pada kurun abad ke-18 (abad ke-13 Hijriyah), orang-orang di Eropa menggunakan lintah (al ‘alaq) sebagai alat untuk bekam (dikenal dengan istilah Leech Therapy. Hippocrates (460-377 SM), Celsus (53 SM-7 M), Aulus Cornelius Galen (200-300 M) mempopulerkan cara pembuangan secara langsung dari pembuluh darah untuk pengobatan di zamannya.
Menurut Kedokteran Tradisional bahwa dibawah Kulit ,Otot Maupun Fascia Terdapat suatu poin atau titik yang mempunyai Sifat Istimewa, antara poin satu dengan poin lainnya saling berhubungan membujur dan melintang dan membentuk jaring – jaring atau jala. Jala ini dapat disamakan dengan meridian, dengan adanya jala ini maka terdapat hubungan yang erat antara bagian tubuh sebelah atas dengan sebelah bawah , antara bagian dalam dengan bagian luar, antara bagian kiri tubuh dan bagian kanan , antara organ – organ tubuh dengan jaringan bawah kulit, antara organ yang satu dengan organ yang lainnya. Antara organ dengan tangan dan kaki, antara organ padat dengan organ berongga dan lain sebagainya, sehingga membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dan dapat bereaksi secara serentak.
Kelainan yang terjadi pada satu poin ini dapat ditularkan dan mempengaruhi poin yang lainnya juga sebaliknya ,pengobatan pada satu poin akan menyembuhkan poin lainnya. Kini pengobatan sudah dimodifikasi dengan sempurna dan mudah pemakaiannya sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dengan menggunakan suatu alat yang praktis dan efektif.